Kebonan, Karanggede, Boyolali (14/03/24). Kasus kekerasan saat ini masih marak terjadi di lingkungan masyarakat tak terkecuali lingkungan sekolah dapat menjadi sasaran empuk para pelaku kekerasan. Kekerasan dalam suatu hubungan pacaran atau abusive relationship juga menjadi fenomena aktual di masyarakat dan terus menjadi sorotan di media massa. Baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi korban kekerasan dalam pacaran (Khaninah & Widjanarko, 2016). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah membentuk satuan petugas (satgas) Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di satuan pendidikan. Namun, penyebaran satgas TPPK saat ini masih belum terdistribusi dengan baik dan menyeluruh hingga ke pelosok desa. Sehingga, upaya untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan diadakannya intervensi sebagai upaya preventif untuk mencegah tindak laku kekerasan terjadi sejak dini di usia remaja produktif. Sasaran dari intervensi ini adalah remaja berusia 15-18 tahun dan lebih khususnya kami memilih SMK 5 Muhammadiyah Karanggede sebagai partisipan. Kegiatan dilakukan dengan mengintervensi anak remaja dengan memberikan psikoedukasi terkait kekerasan dalam berpacaran dan dampaknya bagi seluruh aspek kehidupannya. Apabila tidak ditangani dengan baik kekerasan dalam berpacaran dapat berdampak baik secara fisik maupun psikis bahkan sosial mereka seperti mengalami gejala depresi, trauma, kemarahan dan permusuhan, keinginan bunuh diri, peningkatan perilaku antisosial, penggunaan zat alkohol dan narkotika, seperti peningkatan perilaku merokok, dsb. Memberikan perubahan mindset siswa-siswi SMK 5 Muhammadiyah Karanggede yang sedang menjalin hubungan romantik agar tidak terjerumus dalam hubungan yang toxic atau tidak sehat. Selain itu, psikoedukasi ini juga menjelaskan terkait peran self-awareness dapat menjadi langkah awal untuk mencegah siswa-siswi SMK 5 Muhammadiyah Karanggede agar tidak menjadi korban atau bahkan pelaku tindak kekerasan terhadap pasangan ataupun orang lain di sekitar kehidupan mereka.