Dalam upaya mendukung keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Negeri Semarang mengadakan sosialisasi mengenai pembuatan dan pengaplikasian biochar untuk kebun gizi. Kegiatan ini diadakan di Desa Kebonan Kecamatan Karanggede, dengan sasaran utama ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Biochar merupakan arang yang dihasilkan dari pembakaran biomassa organik dalam kondisi terbatas oksigen. Mahasiswa KKN tersebut menjelaskan bahwa bahan baku pembuatan biochar dapat berasal dari limbah pertanian pasar, seperti sisa sayuran, kulit buah, dan daun-daunan. Dengan teknologi sederhana, limbah ini bisa diubah menjadi biochar yang kaya akan karbon, berguna sebagai amandemen tanah yang dapat meningkatkan kesuburan dan kapasitas retensi air. "Kami ingin menunjukkan bahwa limbah yang sering dianggap tidak berguna sebenarnya bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk pertanian dan kebun gizi," ujar Tiara, salah satu mahasiswa KKN. Selain meningkatkan kesuburan tanah, biochar juga berfungsi sebagai media penahan air yang baik, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih sehat meskipun di musim kemarau. Selain itu, penggunaan biochar juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca karena karbon yang terkandung di dalamnya tersimpan di tanah dalam jangka waktu yang lama. Ibu-ibu PKK yang hadir dalam sosialisasi ini menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka tertarik dengan potensi biochar untuk meningkatkan hasil panen di kebun gizi, yang selama ini menjadi salah satu sumber pangan keluarga dan juga untuk program ketahanan pangan desa. Mahasiswa KKN tidak hanya memberikan penjelasan teoretis, tetapi juga demonstrasi langsung tentang cara pembuatan biochar. Dengan menggunakan drum sederhana yang telah dimodifikasi, mereka menunjukkan proses pirolisis, yaitu pembakaran biomassa dalam kondisi minim oksigen. Proses ini menghasilkan biochar tanpa menghasilkan banyak asap, sehingga ramah lingkungan. Para peserta diperkenalkan pada teknik-teknik sederhana untuk membuat biochar, seperti memilih bahan baku yang tepat, mengatur suhu pembakaran, dan cara mengaplikasikan biochar di tanah. Mahasiswa juga memberikan panduan tertulis yang dapat dibawa pulang oleh ibu-ibu PKK, sebagai acuan dalam mempraktikkan ilmu yang telah didapat. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Sejahtera. Selain mengurangi volume limbah yang harus dikelola, pemanfaatan biochar juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas kebun gizi. Ke depannya, mahasiswa KKN berharap ibu-ibu PKK dapat mengaplikasikan teknologi ini secara mandiri dan menyebarluaskan pengetahuan ini ke masyarakat sekitar. "Ini adalah langkah awal. Kami berharap program ini bisa berlanjut dan membawa manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat," kata Hilal, koordinator tim KKN.