Mobirise
MAHASISWA UNNES GIAT 9 KECAMATAN KARANGGEDE BERPARTISIPASI DALAM ACARA SINAU BARENG BOYOLALI

Ditulis oleh Admin
Pada: 02 Jul 2024
Kategori: Berita Terkini
Dilihat: 249 kali

Pada Jumat, 28 Juni 2024 Komunitas Sinau Bareng mengadakan kegiatan diskusi rutin yang dikemas dengan menarik dan mendatangkan narasumber yang selaras dalam bidangnya, berbincang bertukar cerita diselingi kegiatan ngopi bareng di Coffee shop Sarang Kopi Susu Desa Kebonan. Sinau Bareng adalah sebuah komunitas sosial pemuda Kecamatan Karanggede dan sekitarnya. Dari Kegiatan diskusi rutin ini Komunitas Sinau Bareng ingin mencapai sebuah tujuan antara lain untuk menambah wawasan dan mempererat hubungan pertemanan serta kekeluargaan antar sesama anggota komunitas dan menciptakan relasi yang baik. Topik yang dibahas pada kegiatan Sinau Bareng Boyolali episode ke-6 ini berhubungan dengan pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga serta membahas terkait krisis iklim yang terjadi di Indonesia. Sudah menjadi permasalahan umum bagi publik, Sampah menjadi permasalahan yang tiada habisnya karena produksi sampah dapat terjadi setiap saat. Hal inilah yang membuat topik pengelolaan sampah menjadi topik yang penting dan menarik untuk dibahas. Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Sampah dan limbah domestik dapat memicu perubahan iklim jika penanganan dan pengelolaan sampah tidak sesuai dan terjadi secara terus-menerus. Terjadinya krisis iklim membawa dampak mengerikan yang dapat dirasakan secara lansung oleh manusia. krisis iklim menjadi ancaman yang sangat nyata dan akan dihadapi oleh manusia pada saat ini dan masa yang akan datang. Tanda terjadinya perubahan iklim sudah tampak secara nyata. Peningkatan suhu permukaan bumi yang membuat es di kutub mencair dan mengakibatkan permukaan air laut mengalami kenaikan serta pola cuaca yang ekstrim menjadi indikasi mulai terjadinya perubahan iklim di bumi. Di Indonesia, berdasarkan data dari 116 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata- rata tahun 2023 sebesar 27,2 C, sehingga anomali suhu udara rata-rata tahun 2023 sebesar 0,5 C dibandingkan dengan suhu udara rata-rata periode 1991-2020. Menyadari telah muncul tanda-tanda perubahan iklim, manusia mulai melakukan upaya-upaya untuk mengurangi faktor penyebab perubahan iklim. Banyak organisasi dan komunitas yang menggalakkan gerakan sosial dan sosialisasi kepada Masyarakat. Namun realitanya kegiatan gerakan sosial terutama kegiatan sosial non-profit tersebut cenderung tidak berkelanjutan karena masyarakat mengalami kejenuhan saat melakukan kegiatan tersebut. Oleh karena itu dalam kegiatan Sinau Bareng kali ini membahas solusi lain untuk menanggulangi perubahan iklim yaitu dengan kegiatan yang menjamin terpenuhinya kebutuhan yaitu kegiatan kewirausahaan. Program kewirausahaan disamping menerapkan teori menanggulangi perubahan iklim juga akan menghasilkan suatu produk. Program kewirausahaan yang dijalankan harus memenuhi 3 kriteria yaitu: 1. Memberikan nilai manfaat bagi lingkungan dan masyarakat 2. Produk yang dihasilkan memiliki nilai guna bagi lingkungan dan masyarakat 3. Produk yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis Banyak program kewirausahaan ramah lingkungan yang telah dikembangkan, salah satu contohnya adalah pengubahan residu minyak jelantah menjadi sabun. Dengan langkah kecil, kita dapat menjaga dan melestarikan iklim bumi. Saryono menyatakan “Sebenarnya bukan tentang program itu dimulai, tapi siap atau tidaknya kita menjaga komitmen sampai selesai”.

Tulis Komentar


Komentar
Tidak ada komentar yang tersedia!

Alamat

Jalan Raya Salatiga - Gemolong
Kecamatan Karanggede,
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 57381